Gerrit Augustinus Siwabessy atau G.A Siwabessy terlahir sebagai bungsu dari empat bersaudara pada 19 Agustus 1914 di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Enoch Siwabessy, ayahnya, seorang petani cengkeh, meninggal dunia ketika Gerrit baru berusia satu tahun. Ibunda Naatje Manuhutu kemudian menikah lagi dengan Yakub Leuwol, seorang guru sekolah dasar terpandang. Hal ini memungkinkan Gerrit menjalani pendidikan dasar dan menengah dengan baik. "Beta selalu menyertai tuan guru Leuwol yang berturut-turut ditempatkan sebagai guru di Larike, Tawiri, dan Lateri," begitu tulis Siwabessy dalam memoarnya.
Siwabessy kecil harus menempuh perjalanan yang cukup jauh ke sekolah. Karena itu Yonathan Siwabessy dan Obed Siwabessy, kedua kakaknya, sering bergantian menggendong kakak perempuannya, Mien Siwabessy, dan Siwabessy kecil untuk menempuh perjalanan jauh ke sekolah. Begitu juga dengan keempat adik perempuan dari pernikahan kedua ibunya dengan Yakub Leuwol, yaitu Lien, Mengky, Teddy dan Enny, semuanya memperoleh pendidikan yang baik. Pada 1931, Siwabessy berhasil menyelesaikan pendidikannya di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) - "Pendidikan Dasar Lebih Luas" atau setara dengan SLTP di kota Ambon. Kemudian Siwabessy menerima beasiswa untuk meneruskan pendidikan kedokteran ke NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School), Surabaya. Siwabessy muda memang sangat menonjol dalam bidang akademik. Tetapi pendidikan tinggi bagi banyak pemuda pada masa penjajahan tidak mungkin diikuti tanpa beasiswa.
SELENGKAPNYA
0 komentar:
Posting Komentar